Senin, 14 November 2011

PERAN PERPUSTAKAAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan tehnologi yang begitu pesat menuju era globalisasi, perlu ada upaya untuk meningkatkan mutu atau kualitas SDM, yang pada akhirnya meningkatkan pula mutu kehidupan seluruh bangsa. Salah satu upaya tersebut adalah dengan menambah kualitas sekolah dengan melengkapi sarana dan prasarana untuk belajar seperti halnya perpustakaan. Mengingat bagaimana perkembangan perpustakaan sungguh merupakan tempat segala penemuan dan pengetahuan, peristiwa – peristiwa penentu sejarah, terhimpun dan terabadikan, dan terbagikan sebanyak – banyak umat manusia menurut Meilina Bustari ( 2000: 1)
Perpustakaan sekolah merupakan perpustakaan yang di selenggara- kan pada sebuah sekolah, dikelola, sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan, dengan tujuan utama mendukung terlaksananya dan tercapainya tujuan sekolah dan tujuan pendidikan pada umumnya. Sekolah merupakan tempat penyelenggaraan proses belajar mengajar, menanamkan dan, mengembangkan berbagai nilai, ilmu pengetahuan, dan teknologi, keterampilan, seni, serta, wawasan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Oleh karena itu, perpustakaan sekolah bukan hanya sekedar tempat penyimpanan bahan pustaka (buku. dan non buku), tetapi terdapat upaya untuk mendayagunakan agar koleksi-koleksi yang ada dimanfaatkan oleh pemakainya secara maksimal. Hal ini dipertegas dalam SK Mendiknas No. 053/U/2001 tanggal 19 April 2001 tentang Penyusunan Pedoman Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan Persekolahan pada Tingkat TK, Dasar sampai dengan SMU/SMK, bahwa keberadaan perpustakaan. Agar bahan pustaka, dapat didayagunakan secara maksimal sesuai dengan tujuan dan fungsi perpustakaan sekolah, maka tentunya diperlukan suatu manajemen perpustakaan sekolah yang memadai.
Perpustakaan tidak dapat dipahami sebagai gedung atau akomodasi fisik tempat menyimpan buku semata. Akan tetapi secara sederhana dapat dinyatakan bahwa perpustakaan adalah suatu unit kerja yang memiliki sumber daya manusia, ruang khusus, dan kumpulan koleksi sesuai dengan jenis perpustakaannya. Namun pengertian perpustakaan sesungguhnya telah mengalami perubahan seiring dengan perubahan paradigma perpustakaan yang tidak hanya dipahami sebagai suatu tempat, tetapi harus dipahami sebagai suatu sistem. Perpustakaan harus dipahami sebagai sebuah sistem yang di dalamnya terdapat unsur tempat, koleksi, dan pemakai. Tujuan dan fungsi perpustakaan adalah mengumpulkan, menyimpan, menata, merawat atau melestarikan dan menyediakan bahan pustaka dalam berbagai bentuk. Tidak hanya buku dan naskah tetapi juga film, peta, cetakan, pita rekaman suara, piringan dan lain - lain.
Perpustakaan juga mempunyai peranan yang sangat kondusif dalam dunia pendidikan, sebagai salah satu pusat ilmu dan sumber ilmu bagi para peserta didik untuk mencari dan mengembangkan wawasan dengan membaca berbagai macam buku yang bermanfaat. Karena perpustakaan memberikan berbagai macam buku – buku yang mempunyai ilmu yang sangat besar dan berguna didalamnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa persiapan yang dilakukan dalam pemenuhan buku di perpustakaan sekolah ?
2. Bagaimana penyusun buku di perpustakaan sekolah?
3. Bagaimana cara mencegah dan cara perbaikan buku di perpustakaan sekolah?
4. Bagaimana cara mewujudkan pelayanan pembaca yang baik?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui persiapan yang dilakukan dalam pemenuhan buku di perpustakaan.
2. Mengetahui cara penyusunan buku yang baik di perpustakaan.
3. Mengetahui cara mencegah dan cara perbaikan buku di perpustakaan.
4. Mengetahu cara pelayanan pembaca yang baik diperpustakaan.

D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Sekolah
Sebagai wacana untuk meningkatkan pelayanan perpustakaan di sekolah.
2. Bagi Kepala sekolah
Membantu dalam pertimbangan memenuhi jumlah buku diperpustakaan sekolah.
3. Bagi Guru
Untuk dasar sebagai masukan dalam pembelajaran tentang perpustakaan.
4. Bagi Jurusan Manajemen pendidikan
Dapat mengembangkan dan menambah wawasan tentang Manajemen Perpustakaan.







BAB II
KAJIAN TEORI

A. Persiapan dalam memenuhi perlengkapan bahan pustaka di sekolah.
Menurut Ibrahim Bafadal (2008: 37-42), ada beberapa cara yang dapat ditempuh oleh guru pustakawan untuk memperoleh bahan-bahan pustaka, antara lain dengan cara membeli, hadiah atau sumbangan, tukar-menukar, meminjam.
1. Pembelian
a. Membeli ke Penerbit yang dimaksud di sini adalah untuk memperoleh buku-buku, guru pustakawan membeli ke penerbit. Pembelian ke penerbit relatif lebih murah bila dibandingkan dengan membeli ke toko buku.
b. Membeli ke toko buku, tidak semua sekolah dekat dengan penerbit, sehingga apabila membeli langsung ke penerbit akan memakan biaya yang cukup banyak untuk ongkos perjalananya. Apabila yang demikian terjadi, maka sebaiknya guru pustakawan membeli ke toko buku yang dekat dengan sekolahnya.
c. Memesan, dengan pemesanan ini bisa kepada toko buku atau penyalur, atau bisa juga langsung ke penerbit.
2. Hadiah
Selain dengan cara membeli, buku-buku perpustakaan sekolah juga bisa diperoleh dari hadiah atau sumbangan. Permintaan hadiah atau sumbangan buku-buku untuk dijadikan tambahan bahan pustaka dapat dirinci sebagai berikut :
a. Hadiah atau sumbangan dari murid-murid yang akan masuk sekolah atau yang akan lulus keluar dari sekolah. Mengenai judul bukunya bisa terserah kepada murid-murid, atau ditentukan sebelumnya.
b. Hadiah atau sumbangan dari guru atau anggota staf sekolah lainnya. Hadiah atau sumbangan ini bisa berupa buku-buku baru, buku-buku yang sudah dibaca, majalah, surat kabar, dan sebagainya.
c. Hadiah atau sumbangan dari penerbit. Untuk memperoleh hadiah atau sumbangan ini, guru pustakawan terlebih dahulu mengajukan permintaan kepada penerbita yang bersangkutan.
d. Hadiah atau sumbangan dari lembaga-lembaga pemerintah atau lembaga-lembaga swasta, seperti Pusat Pembinaan Perpustakaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, jawatan penerangan, Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan kebudayaan.
3. Tukar menukar
Untuk memperoleh tambahan buku-buku perpustakaan sekolah, pustakawan bisa mengadakan hubungan kerjasama dengan guru pustakawan sekolah lainya. Hubungan kerja sama tersebut berupa saling menukar buku-buku perpustakaan sekolah.
4. Pinjaman
Pinjaman buku-buku, majalah, surat kabar, dan bahan pustaka lainya dapat diusahakan oleh guru pustakawan agar bahan-bahan pustaka semakin lama semakin bertambah.
B. Penyusunan buku di perpustakaan sekolah.
Menurut Noerhayati Soedibyo (1988: 47-48), untuk penyusunan buku-buku dan bahan lain dalam rak atau lemari dapat dipakai berbagai cara. Buku dapat dikelompokkan secara :
a. Buku dapat dikelompokkan menurut bahasa
b. Menurut ukuran besar kecil buku
c. Menurut jenis sampul
d. Menurut warna sampul dan sebagainya.
Cara-cara ini dapat dipakai kalau jumlah buku baru ratusan bahkan mungkin dapat efektif jika koleksi itu paling banyak 2500 jilid, tetapi kalau lebih dari itu sistem improfisasi ini tidak akan memungkinkan pemakaian perpustakaan yang efisien lagi.
Tujuan mengatur buku dan bahan lainnya dalam perpustakaan ialah :agar pemakai mudah menemukan informasi yang diperlukan.
Dengan kata lain, agar para pemakai perpustakaan mudah menemukan informasi yang mereka perlukan : dalam buku mana halaman berapa.
Sulistyo Basuki (1991) mengatakan bahwa klasifikasi berasal dari kata Latin '"classis". Klasifikasi adalah proses pengelompokan, artinya mengumpulkan benda/entitas yang sama serta memisahkan benda/entitas yang tidak sama. Secara umum dapat dikatakan bahwa batasan klasifikasi adalah usaha menata alam pengetahuan ke dalam tata urutan sistematis. Towa P. Hmakotrda dan J.N.B. Tairas (1995) mengatakan bahwa klasifikasi adalah pengelompokan yang sistematis daripada sejumlah obyek, gagasan, buku atau benda-benda lain ke dalam kelas atau golongan tertentu berdasarkan ciri-ciri yang sama. Kalau kita simak dalam kehidupan sehari-hari klasifikasi sudah banyak dilakukan oleh manusia. Seperti di supermarket, di pasar, di toko buku, pedagang yang mengempokkan barang dagangannya yang sejenis dalam satu kelompok yang sama. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pembeli dalam memilih kebutuhan yang diperlukan. Dalam bidang perpustakaan pengertian klasifikasi adalah penyusunan sistematis terhadap buku dan bahan pustaka lain, atau katalog, atau entri indeks berdasarkan subyek, dalam cara yang berguna bagi mereka yang membaca atau mencari informasi (Sulistyo-Basuki: 1991). Dari pengertian ini klasifikasi mempunyai fungsi yaitu: sebagai tata penyusunan buku di jajaran rak, serta sebagai sarana penyusunan entri bibliografis pada katalog, bibliografi dan indeks dalam tata susunan yang sistematis. Sebagai sarana penyusunan buku di jajaran (rak), klasifikasi mempunyai dua keuntungan, yaitu:
(a) Membantu pemakai jasa perpustakaan mengidentifikasi dan melokalisasi bahan pustaka berdasarkan nomor panggil dokumen.
(b) Mengelompokkan bahan pustaka sejenis menjadi satu jajaran atau berdekatan. Dua keuntungan tersebut sangat dimungkinkan karena dalam penentuan klas, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan subyek atau cakupan bidang ilmu dari suatu bahan pustaka. Tujuan klasifikasi adalah untuk mengorganisasikan bahan pustaka dengan sistem tertentu sehingga mudah diketemukan dan dikembalikan pada tempat penyimpanan.
Adapun tujuan tersebut dapat dirinci sebagai berikut:
(a) menghasilkan urutan yang berguna tujuan utama klasifikasi adalah menghasilkan urutan atau susunan bahan pustaka yang berguna bagi staf perpustakaan maupun bagi pemakai perpustakaan.
(b) penempatan yang tepat
Bila bahan pustaka diperlukan pemakai, pustaka yang diinginkan mudah diketemukan serta mudah dikembalikan oleh petugas ke tempat yang pasti sesuai dengan sistem klasifikasi yang digunakan.
(c) penyusunan mekanis
Bahan pustaka baru mudah disisipkan di antara bahan pustaka yang sudah dimiliki. Demikian pula penarikan bahan pustaka (karena dipinjam) tidak akan mengganggu susunan bahan pustaka di jajaran.
Ada beberapa sistem klasifikasi, diantaranya adalah:
1. Klasifikasi Artifisial
Sistem ini adalah mengelompokkan bahan pustaka berdasarkan ciri atau sifat-sifat lainnya, misalnya pengelompokan menurut pengarang, atau berdasarkan ciri fisiknya, misalnya ukuran, warna sampul, dan sebagainya.

2. Klasifikasi Utility
Pengelompokan bahan pustaka dibedakan berdasarkan kegunaan dan jenisnya. Misal, buku bacaan anak dibedakan dengan bacaan dewasa. Buku pegangan siswa di sekolah dibedakan dengan buku pegangan guru. Buku koleksi referens dibedakan dengan koleksi sirkulasi (berdasar kegunaannya)
3. Klasifikasi Fundamental
Pengelompokan bahan pustaka berdasarkan ciri subyek atau isi pokok persoalan yang dibahas dalam suatu buku. Pengelompokkan bahan pustaka berdasarkan sistem ini mempunyai beberapa keuntungan, diantaranya:
• bahan pustaka yang subyeknya sama atau hampir sama, letaknya berdekatan.
• Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menilai koleksi yang dimiliki
dengan melihat subyek mana yang lemah dan mana yang kuat.
• Menudahkan pemakai dalam menelusur informasi menurut subyeknya.
• Memudahkan pembuatan bibliografi menurut pokok masalah.
• Untuk membantu penyiangan atau weeding koleksi.

C. Pemeliharaan buku-buku perpustakaan sekolah.
1. Mencegah kerusakan buku yaitu dengan cara :
menurut Noerhayati S. (1988: 307-309) upaya-upaya pemeliharaan dan pencegahan dapat kita bagi atas dua faktor sebagai berikut :
a. Pemeliharaan yang disebabkan faktor Fisi dan khemis.
b. Pencegahan kerusakan yang disebabkan faktor biologis.
Untuk lebih jelasnya upaya – upaya pemeliharaan dan pencegahan diatas sebagai berikut :
a. Pemeliharaan yang disebabkan faktor fisi dan khemis
1) Kerusakaan disebabkan oleh kekuatan mekanis dan pengotoran oleh tangan manusia yang dapat dicegah dengan jalan :
a) Menanamkan kesadaran baik pada orang yang menggunakan buku maupun terhadap staf perpustakaan
b) Melatih diri sendiri untuk mencintai buku mengingat peranannya dalam mengembangkan ilmu pengetahuan , sebagai sumber informasi, pelangsung kehidupan Perguruan Tinggi yang perlu dijaga dan diamankan bersama.
c) Juga bagi pemakai buku, hendaknya diperhatikan bagaimana cara memakai buku yang baik seperti cara membuka buku, Jangan menyelipkan pensil, mistar/ penggaris, karet penghapus dan barang-barang lain ke dalam buku, buku harus diihindarkan dari tangan berminyak, jangan dikenakan air, bahkan pencegahan terhadap kebakaran sangat penting diperhatikan.
2) Kotoran-kotoran debu sebaiknya dibersihkan dengan : Vaccum cleaner yang dapt menghisap debu, karena sapu bulu ayam hanya dapat memindahkan debu dari rak buku ke tempat lain.
3) Suhu yang terlalu tinggi, sinar matahari yang langsung dan kelembaban yang besar, pencegahannya harus dipertimbangkan sejak pembuatan gedung perpustakaan.
Kontruksinya harus mengingat iklim dan kondisi-kondisi di atas. Letak gedung sebaiknya jangan dekat rawa atau dekat pabrik-pabrik yang banyak mengeluarkan asap hitam dan kotor.
4) Khusus pencegahan kebakaran supaya di tiap perpustakaan disediakan alat-alat yang dipersiapkan untuk pencegahan tersebut.
b. Pencegahan kerusakan yang disebabkan faktor biologis dapat dilihat sebagai berikut :
1) Jamur
Pertumbuhanya dapat dicegah dengan antara lain :
a) Pembersihan dengan kain atau alat-alat yang kering, gedung perpustakaan hendaknya mempunyai ventilasi hawa yang baik, di dalam gedung dimana buku disimpan, diletakkan ke ranjan g yang berisi arang bila ruanganya sangat lembab.
b) Jamur yang sudah ada pada buku dapat dibersihkan dengan alkohol atau spritus, tetapi kelemahannya akan mengotori lembaran – lembaran kertas dalam buku.

2) Serangga
a) Anai – anai tanah dapat disemprot dengan DDT kedalam sarangnya, sedang anak anai – anai hanya dapat dicegah menggosokkan parafin pada rak dan almari perpustakaan.
b) Hama – hama buku dapat dicegah dengan : menjaga kebersihan secara teratur, meletakkan kapur barus, naptholen, thymol, pada rak – rak buku insecta.
D. Pelayanan sirkulasi diperpustakaan sekolah
1.Peminjaman
a. Koleksi yang dipinjamkan
Koleksi peminjaman biyasa nya meliputi : buku teks, buku informasi, buku fiksi, majalah yang lama, surat kabar yang lama,dan koleksi lain seperti kliping. Sedangkan koleksi referensi, majalah yang baru, surat kabar yang baru dan koleksi yang langka hanya boleh dibaca diruang baca perpustakaan.
b.Jangka waktu peminjaman
Untuk buku teks, jika jumlah copy nya memungkinkan, akan dipinjamkan dengan jangka waktu yang lebih lama. Sedangkan untuk koleksi lain, jangka waktu peminjamanya disesuaikan dengan perbandingan jumlah koleksi dengan jumlah guru dan siswa sebagai pemakainya.
c. Perlengkapan yang dibutuhkan
1) Kartu buku, yang tertempel pada buku.
2) lembaran tanggal, yang ditempel pada buku.
3) Tanda pengenal siswa dan guru. Untuk pegawai dapat dipergunakan kartu pegawainya.
4) Cap tanggal, dan bantalan cap nya.
5) Kantong peminjaman. Kantong peminjaman ini adalah kantong yang terbuat dari kertas manila atau kertas gesing yang diberi identitas siswa dan guru seperti yang tertera pada kartu OSIS dan kartu pegawai.
6) Kotak kantong peminjaman.
7) Kartu penunjuk yang berfungsi sebagai penyekat kumpulan kantong peminjaman.
d. Cara mengerjakan
1). Apabila perpustakaan sekolah itu menggunakan pelayanan sistem terbuka maka pemakai memilih sendiri buku yang dipinjamnya dan dibawa ke meja sirkuasi lengkap denga kartu pengenalnya ( kartu OSIS atau kartu pegawai).
Tetapi bila menggunakan system tertutup, maka melalui catalog menunjukkan bon perintaan pinjam yang telah di isi sesui dengan yang dibutuhkan, dengan menunjukkan kartupengenal ke meja sirkulasi.
2). Petugas bagian pelayanan peminjaman menerima buku, atau mencarikan buku yang diminta dengan bon, dan sekaligus dengan tanda pengenalnya. Dengan mengecek tanda pengenal dapat ditetapkan apakah yang bersangkutan berhak meminjam atau tidak.
3). Dengan tanda pengenal itu petugas mencari kantong peminjam yang bertuliskan identitas yang bersangkutan
4). Tulis nomor induk peminjam pada kartu buku, dikolom no. anggota. Isi kolom tanggal kembali pada kartu buku dengan cap tanggal sesuai dengan batas waktu pengembalian.
5). Kerjakan sekali lagi seperti butir 4) tetapi pada lembaran tanggal, dan diakhiri dengan paraf petugas.
6). Lihatlah tanda tangan peminjam (paraf saja) pada kolom paraf pada kartu buku.
7). Masukan kartu buku yang sudah diparaf kedalam kantong peminjaman, kemudian kembalikan kantong peminjaman tersebut kekotak kantong peminjaman pada tempatnya semula.
8). Berikan buku dan kartu pengenal pada peminjam, dan dengan demikian selesai lah proses peminjaman itu.
2. Pengembalian
a. Perlengkapan yang dibutuhkan
1) Kartu buku
2). Kantong peminjaman.
3). Kotak kantong peminjaman.
4). Cap tanggal dan bantalan cap nya.
b. Cara mengerjakan tata pengembalian.
1).Peminjaman dating sendiri ke meja peminjaman/ pengembalian, atau mewakilkan, dengan membawa buku yang akan dikembalikan.
2). Petugas menerima dan memeriksa keutuhan fisik buku dan tanggal harus kembali yang tertera pada lembaran tanggal.
3). Petugas mengambil kantong peminjaman sesuai dengan nomor induk yang tertera pada lembaran tanggal.
4). Bila tidak ada persoalan keutuhan fisik buku dan keterlambatan pengembalian, diteruskan dengan mengambil kartu buku yang sesuai dari dalam kantong peminjaman. Pada kolom paraf pada kartu buku di bubuhi cap tanggal sesuai dengan tanggal waktu mengembalikan sebagai bukti bahwa buku itu sudah dikembalikan.
5). Kembalikan kartu buku itu kekantong kartu buku, dan kemudian diletakan ditempat yang disediakan dimeja peminjaman yang nantinya dikembalikan ketempatnya di rak.
6). Kantong peminjam dikembalikan ditempatnya semula.
3. Layanan Referensi
Layanan referensi adalah kegiatan yang berupa memberikan bimbingan kepada siswa dan guru yang menggunakan perpustakaan, agar mampu menggunakan koleksi dan sumber-sumber referensi dengan tepat dan cepat,atas permintaan atau tidak, karena uniknya koleksi referensi ini, banyak siswa dan guru tidak tau isi dan cara menggunakanya sehingga tidak pernah menggunkan koleksi tersebut.
a. Kegunaan pelayanan referensi ini adalah untuk mengoptimalkan penggunaan dan pemanfaatan koleksi perpustakaan dalam menunjang belajar dan mengajar disekolah
b. Cara pelayanan referensi yang dilakukan hendaknya bersifat langsung, aktif dan spontan. Langsung, berarti langsung berhadapan langsung dengan yang memerlukan, aktif berarti petugas ini yang aktif mengambil inisiatif agar dirasakan dibutuhkan. Dan Spontan berarti tanggan dengan situasi pemakai perpustakaan yang membutuhkan pertolongan dan bimbingan.
4.Tata tertib perpustakaan
Agar proses pelayanan sirkulasi dapat berjalan lancar, perlu dibuat peraturan perpustakaan sebagai dasar hukum dalam menjalankan dalam segala kegiatan. Peraturan perpustakan hendaknya diresmikan dan ditanda tangani oleh kepala perpustakan atau kepala lembaga, dan seharusnya ditaati oleh semua para petugas dan pemakai perpustakaan. Isi peraturan peraturan perpustakan meliputi hal berikut :
a. Jam buka perpustakaan, jam pelayanan peminjaman dan pelayanan pengembalian.
b. Macam koleksi yang boleh dipinjam dan macam koleksi yang tidak boleh dipinjam.
c. Tata tertib peminjaman, syarat peminjaman, batas jumlah peminjaman, dan lama peminjaman.
d. Sanksi pelanggaran.
e. Tata tertib selama berada di ruang perpustakaan.
f. Lain-lain yang dianggap perlu.








BAB III
PEMBAHASAN

A. Persiapan dalam pemenuhaan buku di perpustakaan sekolah.
Pendanaan adalah sesuatu yang sering menjadi kendala bagi pengelola perpustakaan dalam mengembangkan perpustakaannya. Untuk itu masalah pendanaan harus direncanakan sedini mungkin. Hal tersebut dapat dilakukan melalui sebuah tinjauan terhadap koleksi yang dimiliki dan tujuan pengembangan program-program berupa dokumen perencanaan. Sebuah rencana pendanaan akan membantu dalam meyakinkan dewan sekolah atau pemilik sekolah untuk menyetujui dan juga sebagai bukti akuntabilitas dari program-program perpustakaan. Langkah selanjutnya apabila sudah disetujui, maka tugas dari pengelola perpustakaan untuk
merancang dan mengawal penggunaan dana yang sudah diajukan. Hal ini harus dilakukan secara sistematis dan sesuai dengan prosedur yang sudah dirancang sebelumnya. Kegiatan pendanaan ini sangat erat hubungannya dengan kegiatan
pengadaan. Pengadaan di perpustakaan meliputi pengadaan koleksi, fasilitas, ruang, dan sebagainya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam rencana pendanaan:
1. Tiap sekolah atau institusi mungkin mempunyai perbedaan format
dalam hal pendanaan yang disesuaikan dengan kebijakan
2. Perlu dihitung pendanaan untuk buku/koleksi yang rusak atau hilang
3. Setiap pengeluaran dana tercatat dengan baik untuk keperlua akuntabilitas
4. Dokumen pendanaan akan membantu dalam merancang pengeluaran operasional perpustakaan
5. Proses seleksi bahan pustaka memperhatikan rencana pendanaan yang ada
6. Dibuat diagram alur pendanaan yang menggambarkan semua proses dalam kurun waktu tertentu, misalnya selama 1 tahun
7. Terdapat keterangan yang menunjukkan implikasi rencana
8. pendanaan dengan tujuan kurikulum dan program sekolah
Usaha pengadaan koleksi bahan pustaka dapat dilakukan dengan berbagaiu cara yaitu:

a. Pembelian adalah jalan yang ideal dalam pengadaan koleksi bahan pustaka, sebab ada kebebasan dalam menentukan pilihan bahan pustaka yang sesuai dengan kebutuhan.
b. Hadiah atau pemberian dapat diperoleh dari instansi pemerintah maupun swasta, perorangan berupa kenang-kenangan tanda terimakasih dan sebagainya.
c. Tukar Menukar bagi sekolah yang mampu menerbitkan buku atau memiliki penerbitan sendiri dapat dipergunakan untuk tukar menukar bahan pustaka dengan penerbit lain. Hal ini akan menjadikan koleksi bahan pustaka perpustakaan bertambah.

B. Cara penyusunan buku di perpustakaan sekolah.
Tujuan Penyusunan Buku di Rak :
1. Mencegah buku-buku dari kerusakan.
2. Memelihara buku dalam keadaan rapi dan bersih.
Penyusunan Buku yang Baik :
1. Disusun secara tegak lurus.
2. Jika buku-buku tersebut sangat lebar atau tinggi, buku tersebut harus di tempatkan secara mendatar.
3. Tidak meregangkan bagian punggung, jahitan, dan ujung buku.
4. Tidak disusun pada bagian tepi depannya karena hal ini akan menyebabkan penahan teks akan lepas dari sampul buku.
5. Rak tidak boleh berdebu atau berkarat
6. Buku jangan sampai tergelincir di rak (potongan karet dapat dilekatkan ke dasarnya)
Pengelompokan yang sistematis dari sejumlah obyek, gagasan, buku atau benda-benda lain kedalam kelas atau golongan tertentu berdasar ciri-ciri yang sama. Di dalam klasifikasi bahan pustaka dipergunakan penggolongan berdasarkan ciri-ciri tertentu. Misalkan oleh karena bentuk fisik yang berbeda, maka menempatkan buku perpustakaan dipisahkan daripada surat kabar,majalah, piringan hitam, microfilm dan slides. Adapula penggolongan berdasar penggunaan bahan pustaka seperti koleksi buku anak-anak atau buku bacaan ringan. Akan tetapi yang menjadi dasar utama penggolongan koleksi perpustakaan yang paling banyak dipakai adalah penggolongan berdasar isi atau subyek buku.
Sebelum kita menempatkan suatu bahan pustaka (buku) pada kelas atau penggolongan yang sesuai, kita perlu mengetahui lebih dahulu subyek apa yang dibahas dalam buku itu, sudut pandang yang dianut oleh penulisnya dan bentuk penyajiannya. Sayangnya hal itu tidak selalu mudah dilaksanakan dalam praktek, sehingga perlu mengetahui dan mempelajari bagaimana cara membaca buku secara teknis. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :
1) Judul buku kadang-kadang dengan mudah memberikan petunjuk tentang apa isinya, misalnya matematika modern, Pengantar Ekonomi, akan tetapi sering juga yang tidak jelas (bahkan membingungkan ) sehingga perlu diadakan pemeriksaan lebih lanjut. Buku denhgan judul seperti Habis Gelap Terbitlah Terang tidak dapat kita tentukan subyeknya begitu saja tanpa meneliti buku itu untuk memperoleh keterangan atau petunjuk lebih jelas misalnya judul tambahan,judul seri, dan melalui cara-cara yang disebutkan dibawah ini.
2) Daftar isi sebuah buku, apalagi yang cukup terperinci biasanya merupakan petunjuk yang dapat dipercaya tentang subyek buku itu.
3) Apabila dari daftar isi tidak jelas , atau tidak ada daftar isi,bibliografi atau sumber yang dipakai untuk menyusun buku itu dapat memberikan petunjuk yang bermanfaat.
4) Bacalah sepintas lalu Kata pengantar atau Pendahuluan buku itu yang biasanya memberikan informasi tentang sudut pandangan penulis tentang subyeknya,ruang lingkup persoalannya, untuk pembaca yang bagaimana buku itu ditulis dan keterangan lain yang berguna untuk mengklasirnya.
5) Apabila keempat langkah tersebut diatas belum memadai untuk menentukan subyek buku itu, maka kita terpaksa harus membaca sebagian teks buku itu atau mencari sumber informasi lain seperti bibliografi katalog penerbit, timbangan buku pada majalah ilmiah dan buku referens lainnya, bahkan meminta pertolongan dari orang yang ahli. Disamping itu masih ada kesulitan lain lagi yaitu banyak pengarang yang membahas dua subyek atau lebih dalam sebuah buku, membahas dua aspek atau lebih dari satu subyek (lebih dari satu disiplin ilmu).

Klasifikasi dimaksudkan untuk mengelompokan buku atau bahan pustaka menurut isinya. Tujuannya adalah untuk memudahkan bila hendak mencari buku tersebut. Buku yang sudah dikelompokkan disusun dalam satu susunan yang pengerjaannya sebagai berikut : - koleksi yang sudah di inventaris dikelompokkan menurut bidang ilmu masing-masing ( buku referensi atau buku ilmu pengetahuan) meneliti subyek buku dengan berpedoman pada klasifikasi. Secara umum perpustakaan memakai system DDC (Dewey Decimal Classification). Umumnya nama perpustakaan dan nama pengarang buku disertakan. Dalam pengisian kartu buku melihat pada daftar klasifikasi yang baru disusun/didaftar untuk nomornya. Kartu buku diisi sesuai dengan isian yang tertera. Nomor inventaris juga dapat disertakan.Selanjutnya kartu buku diselipkan pada kantong buku yang dipasang dihalaman kosong terakhir isi buku. Buku siap disampul cover plastik agar tidak cepat rusak dan siap untuk rencana diletakkan pada kelompoknya. Halaman kedua/ketiga judul diberi kode nomor subyek dan nomor inventaris. Langkah selanjutnya buku yang telah selesai didata tersebut kemudian dikelompokkan ke dalam katalog (ada beberapa pembagian katalog yaitu katalog subyek,pengarang, judul, dan biasanya dibuatkan kartu katalog beserta alamari katalog). Katalog ini berguna untuk mengetahui buku apa saja yang dimiliki perpustakaan, sedangkan tujuan pembuatan katalog adalah : - orang menemukan buku berdasarkan pengarangnya,judulnya/ subyeknya. - Menunjukkan buku yang dimiliki perpustakaan - Membantu dalam pemilihan buku, berdasar edisinya, karakternya. - Membantu penelusuran sumber yang dicari No. Judul Buku Pengarang Penerbit Tahun Keterangan Contoh daftar buku menurut subyeknya. c. Penyusunan dan Pemeliharaan Pengaturan buku dirak (shelving). Buku diatur di rak dengan baik dan teratur sehingga waktu pemakai dapat dihemat. Karena itu buku di perpustakaan disusun dalam berbagai koleksi/urutan memenuhi kebutuhan pemakai, contoh : - buku teks (pengajaran ), buku referensi, majalah, khusus ( buku langka,mahal,mini), skripsi, pustaka non buku : kaset dsb. Penempatan buku di rak dilakukan untuk :
1) buku yang memerlukan koreksi/ perbaikan
2) buku yang diterima dari bagian penjilidan
3) buku untuk keperluan khusus
4) buku baru.
Bila label buku copot,kabur tulisannya, perlu segera diperbaiki. Juga bila pemakai menempatkan buku yang salah pada tempatnya, maka pustakawan perlu melakukan pembetulan letak buku.
C. Cara mencegah kerusakan dan perbaikan buku di perpustakaan sekolah
1) Tindakan Preventif
Tindakan preventif adalah tindakan yang dilakukan sebelum terjadi kerusakan pada bahan pustaka atau buku atau biasa disebut sebagai tindakan pencegahan. Tindakan preventif yang dilakukan perpustakaan untuk memperkecil pengaruh faktor-faktur yang dapat merusak kertas seperti yang diuraikan diatas antara lain :
1. Pencegahan karena pengaruh cahaya
Mengurangi masuknya cahaya matahari dengan jalan melapisi kaca jendela dengan memasang plastik, memasang kerai dan lain-lain. Untuk cahaya listrik dengan jalan memasang kaca dibawah neon/lampu, memasang lampu agak kedalam. Yang perlu diingat sinar lampu tidak langsung mengenai bahan pustaka.
2. Pencegahan karena pengaruh suhu dan kelembaban udara.
Untuk perpustakaan, kelembaban dan suhu udara yang ideal adalah 45-60 FH dan 20-24° C. Cara yang baik mendapatkan kondisi ini adalah menggunakan AC.
3. Pencegahan karena faktor kimia
Dapat dikurangi dengan membersihkan bahan pustaka dari debu dengan vacuum cleaner, menyimpan buku dalam almari kaca.
4. Pencegahan karena faktor biota
Pencegahan dilakukan dengan memeriksa bahan pustaka secara berkala, membersihkan tempat penyimpanan pada rak-rak, memberikan bahan yang berbau seperti kemper.
5. Pencegahan karena faktor manusia
Faktor manusia dapat dihindari dengan cara mengikuti talkshow, workshop, seminar, pelatihan atau pendidikan pengguna tentang perpustakaan.

Upaya-upaya untuk perbaikan koleksi buku dari kerusakan dan kehancuran meliputi tiga kegiatan yaitu :
a. Pelestarian (preservation)
Pelestarian koleksi mencakup unsur-unsur pengelolaan dan keuangan, termasuk cara menyimpan dan alat-alat bantunya, tingkat dan kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan, kebijaksanaan, teknik dan metode yang diterapkan untuk melestarikan koleksi serta informasi yang terkandung di dalamnya.
Bentuk pelestarian bahan pustaka yang dilakukan oleh perpustakaan antara lain adalah:
1) Dengan membuat fotokopinya
2) Mengalih bentukkan ke dalam bentuk CD-ROM ( Compact Disk-read
Only Memory)

b. Pengawetan (conservation)
Pengawetan koleksi merupakan kebijakan dan cara khusus yang diperlukan untuk melindungi koleksi dari kerusakan dan kehancuran. Koleksi buku yang terbuat dari kertas merupakan bahan yang mudah terbakar, mudah robek, mudah rusak karena dimakan serangga, timbul noda karena debu dan jamur. Oleh karena itu, koleksi perpustakaan yang berbentuk buku perlu dilindungi dengan cara membersihkan debu, fumigasi terhadap serangga dan jamur, menghilangkan noda. Pengawetan perlu dilakukan secara rutin oleh pustakawan agar informasi yang terdapat dalam koleksi selalu terjaga dengan baik.

c. Perbaikan (restoration)
Perbaikan koleksi merupakan pertimbangan dan teknik khusus yang digunakan untuk memperbaiki koleksi yang rusak sehingga dapat digunakan lagi di Perpustakaan. Mencakup kegiatan penjilidan, laminasi, menambal dan menyambung, Penempatan kembali koleksi Setelah melakukan kegiatan - kegiatan tersebut di atas yaitu pelestarian, pengawetan dan perbaikan, koleksi diletakkan kembali di rak. Penempatan kembali koleksi berarti mengembalikan koleksi yang sudah diperbaiki ke rak sehingga koleksi segera dapat digunakan lagi oleh pengguna.
1) Penjilidan
Penjilidan merupakan usaha mengumpulkan tulisan-tulisan yang pernah dimuat oleh media cetak (Lasa HS, 1994 ) Kegiatan penjilidan meliputi : Bahan pustaka yang lembaran halamannya terlepas. Pembundelan bahan pustaka, sejenis ma]alah.

Beberapa langkah dalam memperbaiki buku :
a. Perbaikan isi buku atau blok buku :
• Kuras atau kateren, yaitu lembaran-lembaran buku yang telah dilipat dan saling disisipkan sesuai nomor halamannya untuk dijahit satu dengan yang lain, sehingga akhirnya membentuk isi buku atau blok buku.
• Isi buku atau blok buku kemudian dipres sambil dilem. Pada sistem jilid tanpa benang (perfect binding), blok buku \ dilem pada punggungnya.
• Lembar pelindung ditempelkan pada lembaran pertama dan lembaran terakhir isi buku.
• Isi buku , yang sudah dilapisi lembaran pelindung dapat dipotong/ dirapikan sesuai ukuran yang dikehendaki.
• Isi buku dipilung / dibulatkan atau bentuk lurus / siku, sesuai dengan yang diinginkan.
• Tempel atau rekatkan pita kapital untuk pemanis/estetika disamping bisa juga menambah kekuatan pada bagian kepala dan ekornya.
• Tempel kain kasa, sebelum digabung dengan sampul atau kulit buku yang telah disiapkan.

b. Membuat kulit / buku sampul
• Memotong karton tebal sebanyak 2 lembar untuk bagian atas dan bawah, dengan ukuran lebar sesuai dengan blok buku, sedangkan panjangnya sesuai dengan blok buku ditambah pias buku.
• Memotong lajur punggung, biasanya menggunakan karton yang lebih tipis, dengan ukuran panjang plat blok buku dan lebar sesuai tebal buku.
• Memotong sisa - sisa potongan kertas dengan ukuran panjang plat blok buku dan lebar dua kali ketebalan blok buku.
• Memotong mal / pola dengan ukuran setengah kali panjang plat blok buku.
• Penggabungan plat atas dan bawah dengan lajur punggung dibantu dengan mat dan penempelan sisa potongan.
• Pemotongan kain linen dengan ukuran dua kali lebar plat +lebar lajur punggung + 2 knip (0,5 cm) + tebal karton tebal + dua kali lipatan ( 2 cm) untuk panjang linen, sedangkan untuk lebarnya diukur dari panjang plat + 2 lipatan (1,5 cm) + tebal karton tebal.
• Penggabungan dan penempelan plat atas dan bawah ditempelkan pada linen dan jadilah sampul buku.
• Penempelan blok buku dengan sampul, biasanya dengan cara
pengeleman.
• Buku di pres.

2) Laminasi
a. Bahan pustaka yang fisiknya lapuk tapi masih punya nilai guna tinggi.
b. Untuk menghindari bahan pustaka, misalnya, manuskrip, naskah, dan dokumentasi kuno cepat rusak / hancur.

3) Memperbaiki punggung buku yang rusak
a. Buku di lem
b. Diganti kertas sisi / penutup dan dilapisi dengan kain penguat / kasa.

4) Memperbaiki halaman buku yang rusak
a. Diberi perekat kedua sisinya yang sobek untuk ditempelkan kembali.
b. Bila ada halaman buku yang sobek dan tidak mungkin di rekat dengan lem, gunakan isolasi bening atau kertas putih telur yang halus dan tembus cahaya lalu tempel halaman yang sobek tadi pada kertas dengan lem.

5) Memperbaiki halaman yang lepas.
Memberi lem pada punggung halaman untuk menempelkan halaman yang lepas tersebut. Setelah itu di pres agar lemnya kuat dan rata.

6) Menyampul bahan pustaka
Bahan pustaka diberi sampul plastik atau sampul kertas supaya
lebih awet dan tidak mudah kotor.
Adapun kendala-kendala yang dihadapi dalam pemeliharaan buku di perpustakaan antara lain :
1. Faktor Fisik
a. Cahaya matahari dan listrik akan menimbulkan buku menjadi rapuh, mudah patah, dan berubah warna.
b. Suhu dan kelembaban udara, apabila kandungan air pada buku tinggi maka buku akan lemah.
2. Faktor Kimia
a. Dalam kertas, dari bahan pembuat kertas sendiri dapat merusak kertas atau buku.
b. Polusi udara, sumber keasaman juga dapat diperoleh dari udara, karena sifat kertas yang mudah menyerap gas-gas yang berbahaya dari udara bebas.
c. Tinta, dari bahan tinta sendiri dibuat dengan mencampur asam lanat
dan garam besi dan bahan lain yang dapat melekat. Tinta mengakibatkan kertas akan terkikis dan membentuk lubang pada bagian-bagian yang tertulis.
3. Faktor Biota
a. Fungi atau jamur
Adalah tumbuhan multi sel yang tidak berklorofil sehingga memperoleh makanan dari kehidupan lain. Fungi merusak perekat yang ada pada kerta, tulisan tidak jelas dibaca.
b. Serangga
Memakan bagian dari buku, misal permukaan buku dan perekat yang digunakan untuk menjilid.
Macam-macam serangga :
• Kecoa
• Rayap
• Ngengat
• Dan lain-lain.
c. Binatang pengerat (tikus)
4. Faktor penggunaan yang salah
Manusia memegang peranan penting di dalam penggunaan dan pemakaian bahan pustaka.Misalnya : membaca sambil makan, melipat halaman buku.
D. Cara mewujudkan pelayanan pembaca yang baik
Pada dasarnya pelayanan pembaca mempunyai pengertian kegiatan memberikan pelayanan dan bantuan kepada pemakai, agar dapat sebagai sumber informasi dalam kegiatan ini peranan pustakawan bersifat menjembatani antara koleksi perpustakan dengan para pemakai. Pelayanan pembaca dapat terlaksana dengan baik jika terdapat pelayanan sirkulasi (peminjaman buku dan pengembalian buku), layanan referensi, dan tata tertib perpustakaan.
Dalam pelayanan sirkulasi yang baik harus mempunyai perlengkapan bahan pustaka yang lengkap, karena dengan adanya kelengkapan bahan pustaka, petugas perpustakaan pun bisa dengan baik menjalankan segala kegiatan yang berhubungan dengan peminjaman dan pengembalian buku-buku perpustakaan, sehingga buku-buku yang dipinjam mampu di awasi dan mampu terkendali oleh petugas perpustakaan.
1.Peminjaman
a. Koleksi yang dipinjamkan
Koleksi peminjaman biyasa nya meliputi : buku teks, buku informasi, buku fiksi, majalah yang lama, surat kabar yang lama,dan koleksi lain seperti kliping. Sedangkan koleksi referensi, majalah yang baru, surat kabar yang baru dan koleksi yang langka hanya boleh dibaca diruang baca perpustakaan.
b.Jangka waktu peminjaman
Untuk buku teks, jika jumlah copy nya memungkinkan, akan dipinjamkan dengan jangka waktu yang lebih lama. Sedangkan untuk koleksi lain, jangka waktu peminjamanya disesuaikan dengan perbandingan jumlah koleksi dengan jumlah guru dan siswa sebagai pemakainya.
e. Perlengkapan yang dibutuhkan
8) Kartu buku, yang tertempel pada buku.
9) lembaran tanggal, yang ditempel pada buku.
10) Tanda pengenal siswa dan guru. Untuk pegawai dapat dipergunakan kartu pegawainya.
11) Cap tanggal, dan bantalan cap nya.
12) Kantong peminjaman. Kantong peminjaman ini adalah kantong yang terbuat dari kertas manila atau kertas gesing yang diberi identitas siswa dan guru seperti yang tertera pada kartu OSIS dan kartu pegawai.
13) Kotak kantong peminjaman.
14) Kartu penunjuk yang berfungsi sebagai penyekat kumpulan kantong peminjaman.
f. Cara mengerjakan
1). Apabila perpustakaan sekolah itu menggunakan pelayanan sistem terbuka maka pemakai memilih sendiri buku yang dipinjamnya dan dibawa ke meja sirkuasi lengkap denga kartu pengenalnya ( kartu OSIS atau kartu pegawai).
Tetapi bila menggunakan system tertutup, maka melalui catalog menunjukkan bon perintaan pinjam yang telah di isi sesui dengan yang dibutuhkan, dengan menunjukkan kartupengenal ke meja sirkulasi.
2). Petugas bagian pelayanan peminjaman menerima buku, atau mencarikan buku yang diminta dengan bon, dan sekaligus dengan tanda pengenalnya. Dengan mengecek tanda pengenal dapat ditetapkan apakah yang bersangkutan berhak meminjam atau tidak.
3). Dengan tanda pengenal itu petugas mencari kantong peminjam yang bertuliskan identitas yang bersangkutan
4). Tulis nomor induk peminjam pada kartu buku, dikolom no. anggota. Isi kolom tanggal kembali pada kartu buku dengan cap tanggal sesuai dengan batas waktu pengembalian.
5). Kerjakan sekali lagi seperti butir 4) tetapi pada lembaran tanggal, dan diakhiri dengan paraf petugas.
6). Lihatlah tanda tangan peminjam (paraf saja) pada kolom paraf pada kartu buku.
7). Masukan kartu buku yang sudah diparaf kedalam kantong peminjaman, kemudian kembalikan kantong peminjaman tersebut kekotak kantong peminjaman pada tempatnya semula.
8). Berikan buku dan kartu pengenal pada peminjam, dan dengan demikian selesai lah proses peminjaman itu.
2. Pengembalian
a. Perlengkapan yang dibutuhkan
1) Kartu buku
2). Kantong peminjaman.
3). Kotak kantong peminjaman.
4). Cap tanggal dan bantalan cap nya.
b. Cara mengerjakan tata pengembalian.
1).Peminjaman dating sendiri ke meja peminjaman/ pengembalian, atau mewakilkan, dengan membawa buku yang akan dikembalikan.
2). Petugas menerima dan memeriksa keutuhan fisik buku dan tanggal harus kembali yang tertera pada lembaran tanggal.
3). Petugas mengambil kantong peminjaman sesuai dengan nomor induk yang tertera pada lembaran tanggal.
4). Bila tidak ada persoalan keutuhan fisik buku dan keterlambatan pengembalian, diteruskan dengan mengambil kartu buku yang sesuai dari dalam kantong peminjaman. Pada kolom paraf pada kartu buku di bubuhi cap tanggal sesuai dengan tanggal waktu mengembalikan sebagai bukti bahwa buku itu sudah dikembalikan.
5). Kembalikan kartu buku itu kekantong kartu buku, dan kemudian diletakan ditempat yang disediakan dimeja peminjaman yang nantinya dikembalikan ketempatnya di rak.
6). Kantong peminjam dikembalikan ditempatnya semula.
3. Layanan Referensi
Layanan referensi adalah kegiatan yang berupa memberikan bimbingan kepada siswa dan guru yang menggunakan perpustakaan, agar mampu menggunakan koleksi dan sumber-sumber referensi dengan tepat dan cepat,atas permintaan atau tidak, karena uniknya koleksi referensi ini, banyak siswa dan guru tidak tau isi dan cara menggunakanya sehingga tidak pernah menggunkan koleksi tersebut.
c. Kegunaan pelayanan referensi ini adalah untuk mengoptimalkan penggunaan dan pemanfaatan koleksi perpustakaan dalam menunjang belajar dan mengajar disekolah
d. Cara pelayanan referensi yang dilakukan hendaknya bersifat langsung, aktif dan spontan. Langsung, berarti langsung berhadapan langsung dengan yang memerlukan, aktif berarti petugas ini yang aktif mengambil inisiatif agar dirasakan dibutuhkan. Dan Spontan berarti tanggan dengan situasi pemakai perpustakaan yang membutuhkan pertolongan dan bimbingan.
4.Tata tertib perpustakaan
Agar proses pelayanan sirkulasi dapat berjalan lancar, perlu dibuat peraturan perpustakaan sebagai dasar hukum dalam menjalankan dalam segala kegiatan. Peraturan perpustakan hendaknya diresmikan dan ditanda tangani oleh kepala perpustakan atau kepala lembaga, dan seharusnya ditaati oleh semua para petugas dan pemakai perpustakaan. Isi peraturan peraturan perpustakan meliputi hal berikut :
g. Jam buka perpustakaan, jam pelayanan peminjaman dan pelayanan pengembalian.
h. Macam koleksi yang boleh dipinjam dan macam koleksi yang tidak boleh dipinjam.
i. Tata tertib peminjaman, syarat peminjaman, batas jumlah peminjaman, dan lama peminjaman.
j. Sanksi pelanggaran.
k. Tata tertib selama berada di ruang perpustakaan.
l. Lain-lain yang dianggap perlu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar